Sabtu, 27 Juni 2015

paper Agroklimatologi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sawi (Brassica Juncea L.)  merupakan sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan makanan (sayuran) baik secara langsung maupun dengan cara diolah terlebih dahulu. Tanaman sawi merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dipilih untuk dibudidyakan. Hal ini dikarenakan tanaman sawi sangat mudah dibudidayakan dibandingkan tanaman sayuran yang lainnya. Selain karena cara pembudidayaannya yang relatif mudah, juga karena umur dari tanaman sawi ini tergolong pendek atau dengan kata lain pertumbuhannya relatif cepat.
Tanaman sayuran merupakan salah satu tanaman andalan dari negara Indonesia. Di Indonesia, banyak sekali petani yang membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran salah satunya adalah sawi. Sawi banyak sekali digunakan dalam berbagai menu makanan lezat, seprti mie ayam, bakso, pecel, gado-gado dan lain-lain.
Selain karena proses budidayanya yang relatif mudah dan berumur pendek, tanaman sawi banyak dibudidayakan karena banyak orang yang menyukai jenis sayuran yang satu ini. Selain orang-orang Indonesia, jenis sayuran yang satu ini juga digemari oleh orang-orang yang berada diluar negeri. Oleh karena banyaknya orang yang menggemari sayuran sawi ini, maka para petani dituntut untuk lebih baik lagi membudidayakan tanaman sawi ini supaya dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin hari semakin meningkat.
Pada dasarnya tanaman sawi dapat tumbuh ditempat manapun baik ditempat panas maupun ditempat yang dingin, sehingga dapat dibudidayakan dari dataran rendah maupun pada tempat dataran tinggi. Namun pada kenyataannya, tanaman sawi akan dapat tumbuh dengan baik pada tempat-tempat dataran tinggi jika dibandingkan dengan pada tempat dataran rendah. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan intensitas cahaya matahari (cuaca) dan juga iklim serta suhu yang ada pada tempat dataran rendah dan tempat dataran tinggi. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis akan mencoba menjabarkan tentang bagaimana keadaan suhu, iklim dan cuaca yang tepat untuk pertumbuhan tanaman/sayuran sawi.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini yaitu:
1.      Sebagai kewajiban bagi mahasiswa Fakultas Pertanian UNIKA St. Thomas Sumatera Utara  untuk membuat tugas pada setiap semesternya
2.      Sebagai bahan bagi mahasiswa Pertanian untuk mengetahui dasar penanaman dari tanaman sawi
3.      Agar mahasiswa dapat terlatih untuk membuat sebuah karya tulisnya sendiri dan mampu menyampaikan hasil karya tulis yang telah dibuatnya tersebut




 







BAB  II
ISI
          Cuaca adalah kegiatan atau kelakuan atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah setiap waktu atau dari waktu ke waktu. Sedangkan iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama (minimal 30 tahun) dan sifatnya tetap. Unsur-unsur yang terkandung dalam iklim yaitu radiasi matahari, temperatur, kelembaban, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin (Patricius, 2014).
Untuk melakukan budidaya sawi, kita harus mengetahui terlebih dahulu keadaan iklim, suhu dan intensitas cahaya matahari yang cocok untuk pembudidayaannya, karena keadaan  ini merupakan salah satu faktor awal atau utama untuk keberhasilan perkembangan budidaya sawi. Pada proses perkecambahan, tanaman sawi tidak dapat menerima cahaya yang berlebihan, sehingga diperlukan pengaturan. Persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 WIB, dan sore mulai pukul 15.00 WIB. Diluar waktu diatas, cahaya matahari yang terlalu panas kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit. Selain itu, pada proses perkecambahan tanaman sawi juga sangat sensitif terhadap air yang berlebihan, sehingga pada saat terjadi hujan maka naungan tempat perkecambahan sawi harus ditutup. Hal ini dilakukan untuk menghindari pukulan air hujan yang dapat merusak bibit (Anonimus,2015).
Pertumbuhan tanaman sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC.  Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl).  Daerah yang memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000 – 1200 m dpl, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah. Sawi yang ditanam pada tempat yang bersuhu diatas 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan suhu udara sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi. Jika suhu tidak sesuai dengan kebutuhan suhu tanaman sawi maka pertumbuhannya pun akan menjadi tidak bagus,  karna dapat menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan terhentinya produksi pati (karbohidrat) dan respirasi meningkat lebih besar. Jika suhu yang ada pada suatu daerah sesuai dengan suhu yang dibutuhkan/diinginkan tanaman sawi, maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik dan dapat melakukan  pembentukan karbohidrat dalam jumlah  yang besar. Sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses pernapasan (respirasi), pertumbuhan tanaman (pembesaran dan pembentukan sel-sel baru, pembentukan daun), dan produksi (Cahyono, 2003).
Faktor cahaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi. Intensitas cahaya yang tinggi dapat mengakibatkan menigkatnya proses fotosintesis atau proses fotosintesis dapat  tercapai. Akan tetapi peningkatan proses fotosintesis akan terhenti pada titik jenuh cahaya matahari. Cahaya matahari yang kurang juga dapat menyebabkan pertumbuahan dan produksi tanaman sawi menjadi menurun. Akibatnya dapat membuat pertumbuhan tanaman sawi menjadi lemah, pucat, kurus, dan memanjang sehingga produktifitas tanaman sangat kurang. Untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari, tanaman sawi  cukup memerlukan panjang penyinaran matahari (fotoperiodisitas) 12 - 16 jam setiap hari. (Cahyono, 2003).
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Kelembaban udara yang berada diatas 90% akan berdampak negatif terhadap tanaman sawi, tanaman akan mengalami pertumbuhan yang tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan apabila tanaman ditujukan untuk pembibitan, maka kualitas biji akan menjadi rendah. Sedangkan kelembaban udara yang berada dibawah 80%  juga akan membawa dampak negatif pada pertumbuhan tanaman sawi. Kelembaban udara yang berada dibawah 80% akan membuat tanaman sawi menjadi pertumbuhannya tidak sempurna, dapat membuat tanaman menjadi kerdil, daun menguning dan relatif kecil-kecil (Anonimus,2015).
            Tanaman sawi (Brassica Juncea L.) merupakan salah satu tanaman jenis sayuran yang banyak dibudidayakan oleh para petani-petani di Indonesia, baik dipulau jawa, sumatera, kalimantan, sulawesi maupun papua. Tanaman ini sering dijadikan sebagai bahan tambahan pada makanan khas masing-masing daerah.
            Di Indonesia, usaha budidaya sayur-sayuran banyak dijalankan atau dilakukan didaerah-daerah yang memang memiliki ketinggian tempat diatas 500 meter diatas permukaan laut. Di pulau sumatera, kususnya provinsi sumatera utara, budidaya tanaman sayur-sayuran banyak dilakukan di derah berastagi kabupaten karo, demikian juga halnya dengan tanaman sawi. Hal ini dilakukan karena tanaman sayuran memang pada umumnya memiliki sifat yang akan tumbuh dengan baik pada kondisi cuaca dan suhu yang relatif sedang sampai keadaan suhu rendah (dalam rata-rata kondisi cuaca dan suhu di Indonesia).
Pada dasarnya, setiap jenis tanaman memang memerlukan cahaya matahari untuk melakukan proses fotosisntesis. Demikian juga halnya dengan tanaman sawi.  Telah dikatakan bahwa tanaman sawi akan dapat tumbuh, baik ditempat yang bersuhu dingin maupun ditempat yang bersuhu panas sekalipun. Namun pada kenyataannya tanaman sawi ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada kondisi udara yang panas (bersuhu tinggi). Dapat kita ambil contoh pada percobaan yang telah dilakukan salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara yaitu Ardika Tarigan yang melakukan penelitian diareal lahan pertanian UNIKA ST. THOMAS SU yang pada dasarnya suhu rata-rata kota Meden mencapai 25 – 27 oC . Pada saat kondisi cahaya matahari yang sangat panas, percobaan yang dilakukan mengalami kegagalan karena tanaman mengalami kesulitan untuk berkembang. Namun setelah musim panas mulai berakhir percobaan yang telah diulang mendapatkan hasil yang baik. Hal tersebut menunjukan tanaman sawi tidak akan mampu tumbuh dengan baik pada saat kondisi cahaya matahari sangat panas atau dengan kata lain pada suhu yang tinggi, namun akan tumbuh dengan lebih baik pada kondisi cahaya matahari yang tidak terlalu panas dan dengan suhu yang relatif sedang sampai dengan rendah ( dalam rata-rata kondisi suhu di Indonesia).
Memang tanaman sawi dapat tahan terhadap hujan, namun juga tidak baik hasilnya jika tanaman sawi ini dibudidayakan pada kondisi cuaca dalam keadaan musim penghujan. Pada kondisi musim penghujan akan membuat tanaman sawi ini tergenang dan menyebabkan pertumbuhannya menjadi terhambat dan membuat kualitas daun menjadi buruk (menguning). Selain itu, budidaya tanaman sawi pada musim penghujan akan mengakibatkan tanaman rentan terhadap hama dan penyakit atau bahkan air yang menggenangi dapat menjadi sarang bagi hama tanaaman.




















BAB III
PENUTUP
4.1. kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari karya tulis ini, yaitu:
1.      Tanaman sawi akan mampu tumbuh dengan baik pada kondisi cuaca yang tidak panas atau dengan kata lain suhunnya tergolong rendah (rata-rata suhu Indonesia)
2.      Tanaman sawi juga tidak mampu bertahan hidup dengan baik pada musim penghujan, karena air yang menggenang dapat menghambat pertumbuhan tanaman ini dan juga dapat menjadi sarang hama penyakit

4.2. Saran
            “Karena tanaman sawi tidak mampu tumbuh dengan baik pada kondisi cahaya matahari yang terlalu panas dan air yang menggenang, maka penanaman sawi sebaiknya dilakukan pada akhir musim penghujan dan awal musim kemarau.”









DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2015. http://id.m.wikipedia.org/wiki/budidaya_sawi. diakses tanggal 04 januari 2015.

Anonimus. 2015. http://id.m.wikipedia.org/wiki/sawi. diakses tanggal 04 januari 2015.

Cahyono, Bambang. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Sipayung, Patricius. 2014. Agroklimatologi. Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar